Thursday, January 21, 2010

Tentang Beli Tiket Pesawat

Naik pesawat sekarang sudah bukan suatu kemewahan. Semakin banyak alternatif maskapai, semakin banyak destinasi, maka semakin murah harga tiketnya. Hampir semua kota besar nasional maupun internasional bisa kita kunjungi lebih cepat dengan pesawat.
Beberapa teman dan saudara saya bilang "ajarin cara beli tiket murah doong" atau "kok bisa siiih terbang gratis?" Ini pengalaman saya waktu hunting tiket pesawat:



  1. Pastikan tujuan wisata kamu secara detail. Detail yang dibutuhkan adalah: lama travel-time, objek apa saja yang ingin dikunjungi dan kapan, dan yang paling penting yaitu budget. Objek yang ingin dikunjungi perlu direncanakan dari jauh hari karena berpengaruh ke metode transportasi kita. Misalnya mau ke Jogja-Solo yaa tak perlu pakai pesawat karena perjalanan kereta atau bus Joglosemar juga sudah cukup cepat, nyaman, dan murah (semua tergantung budget juga sih). Tapi jika berlibur ke Vietnam, misalnya.. dari kota satu ke lainnya lebih nyaman dengan pesawat karena jarak antarkotanya lumayan jauh. 
  2. Caritahu airline apa saja yang melayani destinasi kita. Untuk wisata lokal kita bisa pilih antara: Batavia, Garuda, Deraya, Lion, Mandala, Merpati, Pelita, RAL, Sriwijaya, Susi air, TransNusa, dan Wings. Hampir semua kota besar terkoneksi oleh maskapai-maskapai ini. Untuk destinasi luar negeri, budget air yang saya kenal adalah Air Asia, Tiger Air, Jetstar atau Valuair, Viva Macau, Emirates, Easyjet,  dan Ryanair. Untuk maskapai internasional yang paling nyaman untuk perjalanan Long-haul berdasarkan pengalaman saya adalah Singapore Airlines.
  3. Do research. Kalau tujuannya ingin beli budget airline, lebih baik langsung beli ke website masing-masing.... tapi kalau ingin lebih nyaman dengan airline yang lebih mahal, coba tanya dulu ke travel agent karena kadang mereka menawarkan diskon atau promosi lainnya.
  4. Gunakan Air miles. Miles adalah semacam reward point yang bisa kita dapat bila sering menggunakan satu maskapai tertentu (dan pastinya kita harus terdaftar menjadi member). Semakin sering kita terbang dengan maskapai tersebut, semakin besar point yang dikumpulkan, makin banyak tiket gratis yang bisa kita dapat. Pelajari dulu policy miles ini karena tiap maskapai berbeda peraturannya. Biasanya budget airlines tidak menerapkan program earn miles ini.
  5. Maksimalkan feature paperless ticket. Intinya, yang dibutuhkan cuma passport dan nomor booking tiket. Kalau memang terpaksa re-print tiket, kantor perwakilan maskapai di aiport biasanya mau membantu. Jangan lupa simpan e-ticket atau kode booking ditempat lain juga misalnya di laptop atau flashdisk.
  6. Read the fine prints. Jangan sampai uang terbuang percuma hanya karena kita tak tahu ketentuan yang berlaku saat membeli tiket. Ingat, semakin murah tiket maka semakin banyak ketentuan dan fasilitasnya.
  7. Check on baggage policy. Budget flights biasanya tak memberikan fasillitas baggage cuma-cuma. Nah... yang ini bisa kita manfaatkan untuk ngirit... kalau tak perlu bawa banyak bagasi yaa gak usah beli extra baggage. Apalagi kalau tujuan perjalanan kita masih di sekitar Asia.
  8. Terakhir tapi tak kalah penting: jangan telat waktu check-in. Planes do not wait for 1 or 2 people, especially budgeted ones.

Friday, January 15, 2010

Tentang Green Canyon

Penasaran dengan cerita orang-orang tentang Green Canyon, saya memutuskan untuk pergi kesana dengan menggunakan mobil pribadi. Lokasinya berada di daerah pantai selatan, sekitar 30 menit berkendara dari pantai Pangandaran. Rute yang saya tempuh adalah Bekasi-Cikampek-Banjar-Pangandaran, berangkat jam 6 sore dan tiba jam 12 malam. Tips saya, jangan langsung ikuti petunjuk kanan kearah Pangandaran karena jalannya relatif rusak dan kecil... belok kanan dengan patokan pom bensin di kiri jalan.

Sampai di Pangandaran, saya terkejut dengan perkembangan infrastrukturnya. Di sisi pantai, pedagang kaki lima dirapikan, sudah mulai ada tanaman peneduh, dan ada batas tepi pantai. Di sisi seberangnya, banyak penginapan sudah mulai menata diri dengan merubah tampak luarnya. Walau terlihat sepi dari luar, tapi sebagian besar hotel dan hostel tepi pantai sudah occupied. Saya menginap di losmen seharga Rp 250.000 berfasilitas AC, dispenser, TV, dua buah single bed, dan kamar mandi dalam.

Paginya kami berangkat ke tepi pantai. Kecewa dengan suasananya yang sangat padat, kami langsung menuju Green Canyon yang terletak di sungai Cijulang. Tips saya lagi, sebaiknya berangkat sekitar jam 7 pagi supaya bisa santai dan sarapan di kedai dalam pelataran parkir dermaga Cijulang karena makanannya lumayan sedap dan tidak semahal di Pangandaran. Terlambat sedikit saja maka rombongan tur akan dengan bangga menyalip sehingga anda harus antre untuk mendapatkan perahu. Pangandaran - Green Canyon berjarak 31 km.

Di dermaga Cijulang, tiket naik perahu harus dibeli seharga Rp 75.000 untuk satu perahu dengan maksimum penumpang 6 orang lengkap dengan guide dan pelampung.Untuk bisa berenang menuju air terjun di bagian dalam canyon, harus rela membayar ekstra ke guidenya. Awalnya si-guide patok harga RP 250.000 untuk rombongan satu perahu, tapi kami hanya bayar Rp 75.000 setelah tawar menawar yang cukup alot.

Green Canyon adalah nama pemberian turis asal Perancis yang datang tahun 1993, nama aslinya adalah Cukang Taneuh (jembatan tanah) karena memang jembatan itu terbuat secara alami dari tanah dan masih sering digunakan oleh petani sekitar untuk menuju ke ladang pertanian mereka tiap harinya.

Perjalanan via perahu ke site cuma sekitar 15 menit. Sesampainya disana saya tak berhenti terkagum... benar-benar indah!! Awalnya kita disambut oleh goa stalaktit dan stalakmit, sisa pemandangan lainnya lebih terlihat bila kita berenang lebih ke dalam.

Setelah masuk ke dalam, kami disambut oleh gemercik air yang jatuh dari sepanjang tebing, pemandangan ini disebut hujan abadi karena memang tak berhenti mengalir sepanjang tahunnya. Lanjutkan renang kearah dalam maka kita bisa menikmati site untuk terjun bebas dengan ketinggian 4m dari permukaan air, site itu bisa kita naiki dengan memanjat menggunakan tangan kosong ditepi tebing. "Sebagian nyawa seperti hilang waktu kita terjun dari atas" kata si pemandu.. bener juga, badan langsung segar rasanya waktu terjun dan jatuh ke air yang super dingin itu. Terus susuri tepian air untuk bisa masuk lebih dalam, dimana kita bisa berendam di natural bath tub diatas tebing. Site itu disebut pemandian bidadari karena mitosnya air yang tergenang disitu bisa membuat pencicipnya awet muda. Bila beruntung, kita bisa lanjutkan perjalanan ke air terjun yang indah dipusat Green Canyon. Sayangnya site ini susah dicapai pada musim hujan karena derasnya aliran air di Canyon.Perjalanan kembali ke perahu sangat mudah. Kita hanya perlu terlentang untuk mengikuti jalannya arus air hingga kembali ke mulut goa.

I guarantee, this short trip will last your whole life!! Pemandangan yang well preserved, relatively cheap accommodation, and rather well managed tour is makes quite a bargain trip. Sudah tak sabar mau kembali.... gimana?? Ada yang tergoda??

Tuesday, January 12, 2010

Tentang Obat Untuk Traveling


Pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi butuh beberapa persiapan. Itu karena kita tak tahu apa kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Call me superfreak, tapi salah satu essential travel items bagi saya adalah obat-obatan. Saya bukan termasuk orang yang gampang sakit, dan kalaupun sakit saya usahakan sebisa mungkin jauh dari obat-obatan. Tapi dalam urusan traveling, saya sangat kolot dengan obat-obatan karena saya tak mau perjalanan saya terganggu semenitpun oleh rasa sakit.

Obat yang tak pernah keluar dari travel bag saya:
  1. Gel penghilang pegal. Saya pakai Counterpain. Walau baunya naudzubillah, obat ini yang paling sering saya pakai (kan ceritanya saya meminimalisir minum obat. Jadi inget waktu naik MRT dari Changi ke Orchard dengan kaki pegal-pegal dan bau Counterpain plus dapet lirikan maut dari orang-orang sekitar. Noted that kaki bau Counterpain dan badan bau keringet (karena hasil kejar mengejar dengan jadwal flight) adalah kombinasi tepat untuk jadi pusat perhatian di MRT.
  2. Neurotropic Multivitamin. Neurobion jadi andalan saya karena kandungan vitamin B1, B6, dan B12 nya bisa membantu kurangi pegal yang menyiksa. Bener-bener ampuh! Sepulang saya hike ke view point di Phi Phi Island, kaki cenat-cenut tiada tara. Counterpain tak mempan walau dioleskan selama 3 hari berturur-turut. Neurobion jadi last resort buat saya, malam saya minum, pagi waktu bangun tidur badan sudah segaarrr. Tapi jangan sering-sering dikonsumsi yaa.. karena dosisnya lumayan tinggi.
  3. Antangin. Buat menghilangkan penyakit khas orang Indonesia: masuk angin. Tapi percaya atau tidak, saya tak pernah masuk angin lhoo selama di perjalanan. Jadi obat ini bermanfaat untuk orang yang traveling bersama saya. Tuh... enak kaan travel bareng saya?!
  4. Obat mencret dan sakit perut. Diapet. Buat jaga-jaga aja... karena saya orang yang berani bertualang rasa dengan mengincip hampir semua makanan yang saya anggap aneh.
  5. Vitamin C. Kalau untuk yang ini, saya lebih pilih kemasan kering daripada yang soft capsule, karena kondisi panas dan lembab dalam travel bag kita bisa membuat soft caplusenya pecah. Pilih yang bentuk effervescent atau yang hisap. CDR juga bagus karena ada kandungan kalsiumnya, konon sedikit membantu mengurangi rasa gatal.
  6. Antiseptic untuk luka. Yang saya pilih biasanya yang berbentuk plester karena bisa sekalian untuk menutupi luka.
  7. Obat Maag. Sebenarnya saya tak punya histori ber-penyakit ini... tapi yaa karena saya super cautious yaa saya bawa.
  8. Obat anti mabuk. Terutama buat peralanan via laut di bulan ber-ber (november, desember, dst).
That's it...(That's it kok banyak banget yah??!) Obat-obat ini hanya direvisi berkala untuk melihat tanggal kadaluarsanya, gak lucu kan kalau OD gara-gara minum obat kadaluarsa.. apalagi kalau sampai kejadian di negeri antah berantah.

Thursday, January 7, 2010

Tentang Sebastian Gunawan

Balutan dress batik selutut dengan siluet menawan bisa bernilai sama dengan belasan gram emas bila keluar dari nama besar Sebastian Gunawan (atau biasa dipanggil Seba). Bahkan The Jakarta Post menilai dia ”the real star of the Indonesian fashion world today”. Itu karena hasil karyanya mengungkapkan kecintaannya pada Indonesia secara indah. Namanya membawa rancangan ala Indonesia menjadi harum hingga diakui di mancanegara.
Kecintaan Seba akan fashion design sudah dianut sejak bangku sekolah menengah dengan lingkungan teman dan keluarga sebagai customernya.

Dasar ilmu yang dimilikinya ditempa di Institute of Mode Susan Budiharjo, lalu The Fashion Institute of Design and Merchandising, Los Angeles. Tahun 1993, Sebastian memperkenalkan hasil rancangan perdananya dengan karya-karya personal dan koleksi eksklusif dengan merek namanya sendiri, ”Sebastian A. Gunawan”. Namanya pun mulai diakui di kalangan pekerja industri fashion di Indonesia.
Kolaborasi secara professional dengan isterinya, Christina Panarese makin memecut popularitasnya hingga diluncurkan Brand kedua miliknya yang dberi nama ”VOTUM”, dan disusul dengan brand “Sposa”.


Karyanya diakui secara resmi di mancanegara pertama kali tahun 2004 dengan meraih penghargaan World Young Designer Award di Barcelona, Spanyol. Rancangannya saat itu berjudul “I Miss Bali”.  Dan Ia tak akan berhenti sebelum impiannya yaitu ”memperkuat eksistensi bisnis fashion di Indonesia” bisa tercapai.

Tokoh ini memberi saya inspirasi tentang persistensi, dan kreativitas. Saat fashion bukan sesuatu yang sigifikan, Seba bisa survive, menjulang , bahkan turut membangun. Gimana…? Merasa terpacu?

*foto diambil dari detik.com


Monday, January 4, 2010

Tentang Public Figure

Kenapa ya kalau seseorang meninggal, masyarakat secara otomatis menghapuskan opini negatif tentang mereka dan cenderung meng-elu-kan mereka? Terutama kalau orang tersebut adalah seorang public figure. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya menghargai karya mereka... yang saya pertanyakan adalah perlakuan masyarakat terhadap mereka.

Contoh Michael Jackson yang selama beberapa tahun terakhir dalam hidupnya selalu dituduh melakukan intentional sexual harassment secara berulang. Belum lagi rumor tentang kebangkrutan, dan yang paling kontoversial adalah runtutan beauty surgery yang dilakukannya. Seakan dia mengingkari jati dirinya dengan mengubah tampilan fisiknya melebihi batas ciri khas rasnya.

Ada lagi mantan presiden kita, Soeharto. Saat meninggalnya, seluruh Indonesia menangis. Mengantri di pinggir jalan hanya untuk melihat iringan jenasah. Padahal tak sedikit yang mengujatnya semasa hidup. Belum lama ini satu lagi mantan presiden kita, Gus Dur. Tiba-tiba masyarakat mengagumi selera humor yang sebelumnya mereka anggap kelewatan. Saya masih ingat seorang ibu-ibu rumah tangga berkomentar "Gimana to?? Masak presiden dadah-dadah di depan istana negara pake celana pendek! Gak malu yo, diliat tetangga?!" dan sekarang ibu yang sama bersimpati.

Jadi memang opini masyarakat ini labil atau memang norma kesopanan yang berlaku disini? Yaah... bagaimanapun... jadi pingin public figure kalau begini.

Tentang Sepatu Kayu

Quick review tentang trend sepatu di Spring 2010. Wedge dengan sole dari kayu, High heels dengan bahan patent leather, sky-high platforms, peep-toe flats, dan gladiator straps masih membahana.

Hi-lite dari semuanya adalah wedge kayu. Miu Miu dan celine mengeluarkan tema sama, sedikit playful dengan rancangannya. Sesuai suasana lepas liburan, designer-designer ini ingin memuaskan pembelinya dengan menyediakan sepatu yang hype tapi tak menyiksa sang pemakai.

Tentang 311

Masih ingat film 50 first dates yang dibintangi Drew Barrymore dan Adam Sandler? Film itu pasti tak akan semenarik itu kalau tak didukung dengan soundtrack yang tepat. Kebetulan soundtrack yang selalu terngiang di kuping saya (bahkan tak pernah lepas dari playlist saya) adalah Love song, karya band asal Nebraska bernama 311.

Band ini akan manggung di Tenis Indoor Senayan tanggal 30 maret 2010 nanti. Dipromotori oleh the one and only Java musikindo. Tiket sudah mulai dijual tanggal 4 januari 2010 jam 10 pagi di kantor Java atau secara online dengan harga mulai dari Rp.311.303 (tribune). Tiket itu sold out 3 jam setelah penjualan dibuka, not to worry karena akhirnya pihak Java menambah kuota tiket tribune awalnya. Jadi sebenarnya seberapa terkenalkah 311 di Indonesia? Apakah anda pernah dengar? Atau memang masyarakat Indonesia yang banci konser??