Karena target keliling Southern Phuket Province (Thailand) dengan budget seminim mungkin, saya berhasil menawar harga Tuk tuk dengan harga 400Baht (Rp 120.000). Menurut saya cukup murah, karena harga itu berlaku untuk saya dan 3 orang travel partner untuk perjalanan keliling selama 5jam ke 1 gem-store, 3 kuil lalu mampir di travel agent untuk pesan tiket ferry, dan terakhir di-drop di local restaurant. Nah... bagian pertama ini yang kurang menyenangkan.... ternyata ada kompensasinya untuk mendapatkan harga murah itu, yaitu kita diharapkan untuk mampir (dan syukur kalo bisa membeli perhiasan yang dijual) di toko tersebut. Gem-store itu memberikan free gasolene untuk tuk tuk driver yang mengantarkan turis kesana, no wonder tuk tuknya berharga murah. Untuk memberikan free gasolene itu, juga ada sebabnya. Harga perhiasan disana muahal-muahal.
Tujuan utama kami adalah ke "Temple of the serene light", tapi karena berangkat sore.. kami putuskan untuk stop-over ke Wat Chalong. Wat Chalong adalah kuil yang paling besar dan terkenal dari 29 Budhist Temple di Southern Phuket Province. Terletak sekitar 8km dari Phuket Town, membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit dengan Tuk tuk. Memakan waktu sekitar satu jam bagi kami karena terjebak dengan skenario "tuk-tuk gemstore-scam" tadi.
Kurang tahu pasti kapan didirikannya, tapi kuil ini pernah mengalami restorasi pertama tahun 1837, saat pemerintahan Rama V. Yang membuat kuil ini sohor adalah bhiksu yang pernah tinggal disana yaitu Luang Pho Chaem dan Luang Pho Chuang. Mereka dipercaya mampu menyembuhkan banyak jenis penyakit dari demam hingga patah tulang dengan metode herbal. Bhiksu Luang Pho Chaem juga berperan penting dalam perlawanan para pemberontak daerah saat itu. Pertempuran fisik para pejuang didukung dengan kekuatan spiritual dan obat-obatan herbal oleh para bhiksu sehingga akhirnya pemberontakan pun hilang.
Disini kita bisa numpang diramal ala Buddhis. Dilantai dalam main hall, ada gelas dari bambu yang bisa kita pakai. Lakukan goyangan ritmis pada gelas itu dengan gerakan setengah memutar sambil berdoa sampai salah satu kertas ramalan jatuh. Baca nomor yang tertera di kertas itu. Tukarkan dengan catatan ramalan bernomor sama dilemari sebelah kanan hall. Voila!! Ramalan berbahasa Thai tibaaaa....!! :)
Bunyi petasan seperti primadona di kuil ini. Masyarakat sekitar banyak "menitipkan" doa mereka melalui Bhiksu Luang Pho Chaem karena dianggap sangat manjur. Mereka lalu mengungkapkan rasa terima kasih atas terkabulnya doa mereka dengan membunyikan petasan sebanyak mungkin di sekitar kuil.
Boleh dibilang Wat Chalong adalah salah satu kuil fave saya karena disini kita bisa merasakan budaya asli masyarakat sekitar. Tidak banyak turis yang datang kesini. Waktu senja, kompleks kuil ini terlihat indah karena dipenuhi dengan lighting yang mewah. Saatnya lanjut ke "Temple of the serene light"!!!
Kurang tahu pasti kapan didirikannya, tapi kuil ini pernah mengalami restorasi pertama tahun 1837, saat pemerintahan Rama V. Yang membuat kuil ini sohor adalah bhiksu yang pernah tinggal disana yaitu Luang Pho Chaem dan Luang Pho Chuang. Mereka dipercaya mampu menyembuhkan banyak jenis penyakit dari demam hingga patah tulang dengan metode herbal. Bhiksu Luang Pho Chaem juga berperan penting dalam perlawanan para pemberontak daerah saat itu. Pertempuran fisik para pejuang didukung dengan kekuatan spiritual dan obat-obatan herbal oleh para bhiksu sehingga akhirnya pemberontakan pun hilang.
Bunyi petasan seperti primadona di kuil ini. Masyarakat sekitar banyak "menitipkan" doa mereka melalui Bhiksu Luang Pho Chaem karena dianggap sangat manjur. Mereka lalu mengungkapkan rasa terima kasih atas terkabulnya doa mereka dengan membunyikan petasan sebanyak mungkin di sekitar kuil.
Boleh dibilang Wat Chalong adalah salah satu kuil fave saya karena disini kita bisa merasakan budaya asli masyarakat sekitar. Tidak banyak turis yang datang kesini. Waktu senja, kompleks kuil ini terlihat indah karena dipenuhi dengan lighting yang mewah. Saatnya lanjut ke "Temple of the serene light"!!!