Tuesday, January 12, 2010

Tentang Obat Untuk Traveling


Pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi butuh beberapa persiapan. Itu karena kita tak tahu apa kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Call me superfreak, tapi salah satu essential travel items bagi saya adalah obat-obatan. Saya bukan termasuk orang yang gampang sakit, dan kalaupun sakit saya usahakan sebisa mungkin jauh dari obat-obatan. Tapi dalam urusan traveling, saya sangat kolot dengan obat-obatan karena saya tak mau perjalanan saya terganggu semenitpun oleh rasa sakit.

Obat yang tak pernah keluar dari travel bag saya:
  1. Gel penghilang pegal. Saya pakai Counterpain. Walau baunya naudzubillah, obat ini yang paling sering saya pakai (kan ceritanya saya meminimalisir minum obat. Jadi inget waktu naik MRT dari Changi ke Orchard dengan kaki pegal-pegal dan bau Counterpain plus dapet lirikan maut dari orang-orang sekitar. Noted that kaki bau Counterpain dan badan bau keringet (karena hasil kejar mengejar dengan jadwal flight) adalah kombinasi tepat untuk jadi pusat perhatian di MRT.
  2. Neurotropic Multivitamin. Neurobion jadi andalan saya karena kandungan vitamin B1, B6, dan B12 nya bisa membantu kurangi pegal yang menyiksa. Bener-bener ampuh! Sepulang saya hike ke view point di Phi Phi Island, kaki cenat-cenut tiada tara. Counterpain tak mempan walau dioleskan selama 3 hari berturur-turut. Neurobion jadi last resort buat saya, malam saya minum, pagi waktu bangun tidur badan sudah segaarrr. Tapi jangan sering-sering dikonsumsi yaa.. karena dosisnya lumayan tinggi.
  3. Antangin. Buat menghilangkan penyakit khas orang Indonesia: masuk angin. Tapi percaya atau tidak, saya tak pernah masuk angin lhoo selama di perjalanan. Jadi obat ini bermanfaat untuk orang yang traveling bersama saya. Tuh... enak kaan travel bareng saya?!
  4. Obat mencret dan sakit perut. Diapet. Buat jaga-jaga aja... karena saya orang yang berani bertualang rasa dengan mengincip hampir semua makanan yang saya anggap aneh.
  5. Vitamin C. Kalau untuk yang ini, saya lebih pilih kemasan kering daripada yang soft capsule, karena kondisi panas dan lembab dalam travel bag kita bisa membuat soft caplusenya pecah. Pilih yang bentuk effervescent atau yang hisap. CDR juga bagus karena ada kandungan kalsiumnya, konon sedikit membantu mengurangi rasa gatal.
  6. Antiseptic untuk luka. Yang saya pilih biasanya yang berbentuk plester karena bisa sekalian untuk menutupi luka.
  7. Obat Maag. Sebenarnya saya tak punya histori ber-penyakit ini... tapi yaa karena saya super cautious yaa saya bawa.
  8. Obat anti mabuk. Terutama buat peralanan via laut di bulan ber-ber (november, desember, dst).
That's it...(That's it kok banyak banget yah??!) Obat-obat ini hanya direvisi berkala untuk melihat tanggal kadaluarsanya, gak lucu kan kalau OD gara-gara minum obat kadaluarsa.. apalagi kalau sampai kejadian di negeri antah berantah.

0 comments:

Post a Comment